top of page
Search
Writer's picturesaffiraviolita

Decrescendo

Kamu pernah membodohi pikiranmu sendiri?


Aku selalu berbuat seperti itu. 

Benci dengan keadaan dan berakhir dengan marah pada tubuhku sendiri. 


Orang baru adalah hal yang paling aku hindari sebenarnya. 

Sakit rasanya melepas mereka satu persatu, aku lebih suka tidak mengenalnya. 


Beberapa hari terakhir rasanya semua masalah menemuiku secara bergantian. Aku mulai menyapanya secara satu per satu. Aku bisa apa? selain melaluinya. 


Kamu pintar tidak dalam mengutarakan perasaanmu? Aku agak bodoh dalam hal itu. Aku suka menjadi sisi berbeda pada setiap orang yang berbeda. Aku bisa memasang wajah yang berbeda pula disetiap pertemuan. Bukan menjadi munafik. Hanya mengurangi rasa sakit yang akan datang. 


Aku diciptakan dengan tempramen yang buruk, benar aku bisa melukai manusia dengan kata-kataku saja aku benar bisa mengakhiri pertemanan dengan kata-kataku saja. Kamu?


Aku sadar. 


Jadi sekarang aku lebih suka meminta maaf apapun yang terjadi. 


Aku yang minta maaf. 


Maaf. 


Tapi jangan pergi ya. 


Aku takut sendirian. 


Di hadapan cermin aku suka mengasiani diriku sendiri. Menangis isak dan menjadi aku seutuhnya. Aku mencoba dengan kerasnya agar diterima oleh lingkunganku. Aku rela melakukan apa saja. Sungguh. Tapi yang kamu lihat bukan aku. Hanya ragaku yang disana. Jiwaku menangis puas menjadi orang lain. 


Anehnya aku selalu merasa kesepian. 


Beberapa temanku memberikan sedikit semangat dengan pelukan kalimat motivasi. Berusaha agar aku tidak jatuh lagi sendirian. Mencoba menangkap apa yang salah dengan kehidupanku. Terimakasih ya. Aku jarang bisa mengungkapkan perihnya. Jadi aku lebih suka mendekap mereka dengan aku sendiri. 


Aku sebenarnya teman kalian? atau aku hanya menghibur diriku agar tidak lagi sendiri. 


Aku senang mengalah untuk diterima di lingkungan pertemananku, mengorbankan sikap yang bukan aku demi tetap menjadi bagian dari mereka. Lalu langitnya runtuh, aku sebenarnya punya makna apa pada kehidupan kalian?


Aku lelah mengejar kalian. 


Bisa terima aku dengan adanya aku sekarang?


Kamu tersenyum sambil melukai aku. 

Hebatnya kamu.


Aku padahal mulai menyukai kamu.


Berbalik arah. 



Meminta maaf sekali kepadaku. Aku janji memelukmu erat. 


Cerita bodoh ini terjadi pada kita. 

Aku pernah alami dan berakhir. Tak ada tanya atau perintah. Berhenti saja. Aku harus apa kalau sudah berakhir?



28 views0 comments

Recent Posts

See All

Retak

Dunia ini terlalu kejam untukku Dia terlalu mencaci maki dari segala sudut Terlebih aku yang banyak berbeda Ketahuilah betapa aku juga...

Nanti

Saat kita tidak lagi bersama Baru akan kau pahami seberapa besar rasa sayangmu padanya Ingin sekali meletup tapi entah kemana Bahkan arah...

Comments


bottom of page