Sudah berapa lama kamu membodohi perasaanmu sendiri?
Mencoba menjadi terbiasa tanpa adanya aku
Hampa dan lara menggantikan keberadaanku
Rasanya tak asing bukan?
Seperti pernah kujumpai tapi kuabaikan
Jadi seperti ini rasanya menerka sebuah akhir yang bahkan sudah kuketahui
Tetapi aku lebih suka merasa terluka dan mendekap kehadiranmu
Daripada hanya sekedar melewatkanmu
Aku hampir berhasil mengenggamu
Tanpa tau terlalu kuat aku dan mulai menyakitimu
Ini adalah pertemuan terbaikku
Terimakasih untuk jumpa kita ditanggal 23
Kamu tau betapa aku menyukainnya bukan?
Tapi tak pernah terlintas dikepalaku itu adalah pertemuan yang terakhir
Kamu dan aku sama itu benar adanya
Tapi sayangnya bukan untuk saling melengkapi
Bahkan saat kebenaran mencoba menyakitimu
Dan aku mulai berhenti berkirim pesan
Aku masih menjadikanmu tujuan dalam menjalani hidup
Saat percobaan ini datang ingin rasanya kupatahkan dengan doa
Bisakah permohonanku lebih kuat dari sekedar perpisahan
Apakah bisa kita cukup berteman tanpa melibatkan perasaan?
Aku mecoba mengingatmu sewajarnya
Karena yang kuketahui yang hadir belum tentu menjadi takdir
Pengharapan bukanlah sebuah dosa
Tapi apa boleh kita meminta satu hal yang sama?
Aku belajar memeluk ketidak sempurnaanku
Dan mencoba memaafkan diriku sendiri
Tatkala kabar baik datang kan ku peluk dia
Dan saat kesedihan menghampiri kan ku peluk dia
Lalu kita akan baik-baik saja
Kamu terlalu utuh untukku yang rapuh
Aku harap kamu tidak terlalu menyesal bertemu kepingan rusak
Nanti kesepian akan menemaniku lagi
Sama seperti sebelum kamu hadir
Pengecualian ini hanya datang padamu
Karena apa yang menjadi milikku akan datang padaku
Semogaku itu engkau
(Source : moongiant.com/phase/5/26/2021) - Full Moon
Comments